Jumat, 06 April 2012

GERAKAN PURWAKARTA MENANAM DIRESMIKAN




Pasundan Ekspres – Pemerintah terus berupaya menyelamatkan lingkungan dengan gerakan penghijauan. Pemkab Purwakarta terus berupaya melakukan berbagai kegiatan penghijaun, seperti Gerakan Purwakarta Menanam yang dilaksanakan serentak seluruh jajaran pemerintahan di Kabupaten Purwakarta.

Pencanangan dipusatkan di Desa Citamiang Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta, Sabtu (30/10). Diikuti di seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Kabupaten Purwakarta. Tri Hartono Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purwakarta dalam laporannya mengatakan, kegiatan gerakan Purwakarta menanam merupakan upaya menyelamatkan alam serta mengantisipasi berbagai bencana alam seperti kekeringan dan kebakaran, mengurangi efek emisi rumah kaca dan mengantisipasi dampak pemanasan global.
“Pencanangan dan Gerakan Purwakarta Menanam di seluruh wilayah Kabupaten Purwakarta dikoordinasikan pemerintah kecamatan dan desa setempat,” ujarnya. Dikatakan Tri Hartono, jenis pohon yang ditanam pada pencanangan gerakan Purwakarta menanam terdiri dari pohon Beti, Sentul, Wuni, Durian dan Jamblang sebanyak 1.500 pohon.
“Kegiatan ini melibatkan semua unsur seperti DPRD dan pemkab, kepala SKPD di seluruh Purwakarta, instansi vertikal, perwakilan BUMN, BUMD, perusahaan swasta di Purwakarta, Muspika Maniis, LSM dan ormas, kelompok tani dan masyarakat Kecamatan Maniis,” katanya. Lebih jauh dikatakan Tri, dalam pelaksanaan pencanangan Gerakan Purwakarta Menanam ini, juga dilakukan penyerahan bibit tanaman dari instansi pemerintah dan BUMN. BUMD oleh Pengelola Waduk Cirata dan swasta diwakili PT Hino Indonesia Manufacturing Motor. “Pohon adalah bagian dari kehidupan manusia,” tandasnya.
Di tempat yang sama Bupati Purwakarta H Dedi Mulyadi SH mengatakan, setiap hari diperlihatkan berbagai atraksi alam yang memperlihatkan eksistensinya seperti longsor, banjir, gunung meletus, tsunami dan lainnya. “Saya memandang seluruhnya adalah akibat ketidakseimbangan lingkungan,” ujarnya. Dedi berpendapat, jika bumi dirusak maka pengaruhnya akan berbahaya kepada kehancuran tata surya, kehancuran alam yang isinya bukan hanya manusia saja. “Untuk menyelamatkan alam yang luas ini bumi harus dipertahankan agar tetap seimbang. Saya berpikir betapa beratnya tanggung jawab manusia untuk menjaga alam ini, mengelola alam ini sesungguhnya berdampak pada sistem tata surya secara keseluruhan,” ujarnya. Ditambahkan, pohon bagian dari kehidupan manusia. Tidak ada artinya pembangunan yang terus dilakukan bila tidak ada pohon. “Untuk itu kita harus membuat regulasi yang jelas tentang alam,” imbuh Bupati Dedi.(asp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar