Semua orang tahu, Situ Buleud merupakan
salah satu obyek wisata di jantung kota Purwakarta yang cukup asri dan
nyaman bagi pengunjung. Penataan dan pengembangan kawasan ini yang terus
berkelanjutan, telah membuat Situ Buleud makin diminati dan banyak
dikunjungi para wisatawan. Berbagai fasilitas bagi pengunjung terus
ditingkatkan. Misalnya untuk olah raga, telah disediakan jogging track.
Atau bagi pencinta makanan, cukup banyak pilihan makanan yang dapat
dinikmati seusai berolah raga.
Pesona wisata Situ Buleud setidaknya
bukan cerita baru bagi warga di wilayah Purwakarta. Malahan, gaung
tempat wisata ini pun suaranya berkumandang hingga di wilayah kabupaten
tetangganya, seperti Karawang dan Subang, malahan sampai pada warga
yang berdomisili hingga di wilayah Bandung maupun Jakarta.
Situ Buleud punya nilai historis bagi warga Purwakarta (dirintis pembangunannya pada tahun 1830 oleh pendiri Purwakarta, yaitu R.A. Suriawinata). Keberadaannya pun kini dipercantik lewat sentuhan karya estetika seni berbentuk patung badak putih. Turut menambah aura Situ Buleud berdiri kokoh Gapura Indung Rahayu menghadap lurus ke arah kantor Pemkab. Purwakarta. Faktor lainnya, ialah desain pagar Malati Sapasi yang memutari seluruh areal bibir situ dan wahana air kolam yang terdapat puluhan burung belibis maupun ikan-ikan yang sesekali terlihat melompat memercikan air di Situ Buleud.
Tidak jauh dari Situ Buleud, tempat
bersejarah lain seperti Gedung Kembar dan Karesidenan, lokasi alun-alun
Kiansantang serta Mesjis Agung yang diyakini turut memberi kontribusi
bertambahnya pengunjung ke Situ Buleud.
Berbicara tentang Badak Putih, yang turut
menghiasi sudut taman Situ Buleud, mungkin beberapa pengunjung
bertanya-tanya. Mengapa patung Badak Putih dibangun di sekitar Situ
Buleud? Dan menjadi simbol yang melekat dengan lokasi Situ Buleud.
Menurut keterangan seorang sesepuh
Purwakarta yang juga Sekretaris Musyawarah Bersama Masyarakat Purwakarta
dan anggota panitia penelusuran sejarah Purwakarta, R.H. Garsoebagdja
Bratadidjaja, pada zaman dahulu Situ Buleud merupakan tempat
“pangguyangan” (berkubang) badak yang datang dari daerah Simpeureun dan
Cikumpay serta dijadikan pula tempat minum bagi binatang lainnya. Situ
Buleud terbentuk karena ada mata air ditambah air hujan. Kemudian, pada
zaman Belanda diperbesar. Karena dikhawatirkan airnya terus surut,
dibuatlah saluran irigasi dari daerah Pasawahan. Selanjutnya, beliau
menceritakan sebenarnya Situ Buleud sering dipergunakan untuk
acara-acara keramaian besar, seperti memperingati hari ulang tahun Raja
Belanda ataupun keramaian lain. Oleh karena itu di tengah-tengah
danaunya dibuat panggung besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar