Pasundan Ekspres – Pemerintah terus
berupaya menyelamatkan lingkungan dengan gerakan penghijauan. Pemkab
Purwakarta terus berupaya melakukan berbagai kegiatan penghijaun,
seperti Gerakan Purwakarta Menanam yang dilaksanakan serentak seluruh
jajaran pemerintahan di Kabupaten Purwakarta.
Pencanangan dipusatkan di Desa Citamiang
Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta, Sabtu (30/10). Diikuti di seluruh
jajaran pemerintah dan masyarakat Kabupaten Purwakarta. Tri Hartono
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purwakarta dalam
laporannya mengatakan, kegiatan gerakan Purwakarta menanam merupakan
upaya menyelamatkan alam serta mengantisipasi berbagai bencana alam
seperti kekeringan dan kebakaran, mengurangi efek emisi rumah kaca dan
mengantisipasi dampak pemanasan global.
“Pencanangan dan Gerakan Purwakarta Menanam di seluruh wilayah Kabupaten Purwakarta dikoordinasikan pemerintah kecamatan dan desa setempat,” ujarnya. Dikatakan Tri Hartono, jenis pohon yang ditanam pada pencanangan gerakan Purwakarta menanam terdiri dari pohon Beti, Sentul, Wuni, Durian dan Jamblang sebanyak 1.500 pohon.
“Pencanangan dan Gerakan Purwakarta Menanam di seluruh wilayah Kabupaten Purwakarta dikoordinasikan pemerintah kecamatan dan desa setempat,” ujarnya. Dikatakan Tri Hartono, jenis pohon yang ditanam pada pencanangan gerakan Purwakarta menanam terdiri dari pohon Beti, Sentul, Wuni, Durian dan Jamblang sebanyak 1.500 pohon.
“Kegiatan ini melibatkan semua unsur
seperti DPRD dan pemkab, kepala SKPD di seluruh Purwakarta, instansi
vertikal, perwakilan BUMN, BUMD, perusahaan swasta di Purwakarta,
Muspika Maniis, LSM dan ormas, kelompok tani dan masyarakat Kecamatan
Maniis,” katanya. Lebih jauh dikatakan Tri, dalam pelaksanaan
pencanangan Gerakan Purwakarta Menanam ini, juga dilakukan penyerahan
bibit tanaman dari instansi pemerintah dan BUMN. BUMD oleh Pengelola
Waduk Cirata dan swasta diwakili PT Hino Indonesia Manufacturing Motor.
“Pohon adalah bagian dari kehidupan manusia,” tandasnya.
Di tempat yang sama Bupati Purwakarta H
Dedi Mulyadi SH mengatakan, setiap hari diperlihatkan berbagai atraksi
alam yang memperlihatkan eksistensinya seperti longsor, banjir, gunung
meletus, tsunami dan lainnya. “Saya memandang seluruhnya adalah akibat
ketidakseimbangan lingkungan,” ujarnya. Dedi berpendapat, jika bumi
dirusak maka pengaruhnya akan berbahaya kepada kehancuran tata surya,
kehancuran alam yang isinya bukan hanya manusia saja. “Untuk
menyelamatkan alam yang luas ini bumi harus dipertahankan agar tetap
seimbang. Saya berpikir betapa beratnya tanggung jawab manusia untuk
menjaga alam ini, mengelola alam ini sesungguhnya berdampak pada sistem
tata surya secara keseluruhan,” ujarnya. Ditambahkan, pohon bagian dari
kehidupan manusia. Tidak ada artinya pembangunan yang terus dilakukan
bila tidak ada pohon. “Untuk itu kita harus membuat regulasi yang jelas
tentang alam,” imbuh Bupati Dedi.(asp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar